Pinjam Meminjam

P E N D A H U L U A N

DALAM TRANSAKSI PINJAM MEMINJAM

UANG ( KREDIT) DIKENAL DUA JENIS

PERIKATAN DILIHAT DARI PEMENUHAN

PEMBAYARAN KEMBALI PINJAMAN

 

    PERIKATAN TANPA                                     PERIKATAN DENGAN

 JAMINAN (UNSECURED                                  JAMINAN (SECURED

ASPEK BISNIS DISEBUT SECURED TRANSACTION ASPEK YURIDIS DISEBUT SECURED DEBT

ASPEK BISNIS DISEBUT UNSECURED DEBT ASPEK YURIDIS DISEBUT UNSECURED CREDITOR

        TRNSACTION)                                                TRANSAKTION)                                                                                                                                                                                                                                                             

BERDASARKAN UNDANG-2 DIKENAL  BEBERAPA  PERIKATAN YANG DILINDUNGI (SECURED TRANSAKTION) YAITU : 1. HAK TANGGUNGAN BERDASAR UU NO.4 TAHUN 1996 2. JAMINAN FIDUCIA (FIDUCIAR EIGENDOM OVERDRACHT BERDASAR UU NO.42 TAHUN 1999 3.  HAK GADAI (PAND RECHT BERDASAR PSL 1150-1161 KUHPERDATA.) 4.  HIPOTIK KAPAL BERDASAR PSL 314 KUHD JO PSL.1162-1232  KUHPDT 5.  HIPOTIK PESAWAT TERBANG BERDASARKAN PASAL 12 AYAT (1) UU NO.15 TAHUN 1992 JO.PASAL 1162-1232 KUHPERDATA

 

PEMENUHAN UTANG TANPA JAMINAN

 

EKSEKUSI ATAS PEMBAYARAN PEMENUHAN UTANG. PEMENUHAN PPEMBAYARAN UTANG MELALUI PROSES LITIGASI MEMAKAN WAKTU PANJANG DAN BIAYA YG RELATIF BESAR. PASAL 195 DAN 196 HIR ( PSL 206 DAN 207 RBG) è PUTUSAN PENGADILAN BARU DPAT DILAKSANAKAN UNTUK MEMENUHI PEMBAYARAN UTANG DEBITUR APABILA :

EKSEKUSI ATAS PEMBAYARAN PEMENUHAN UTANG.

PEMENUHAN PEMBAYARAN UTANG MELALUI PROSES

LITIGASI

I    PUTUSAN TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP (BHT) RES JUDICATA YANG BERARTI :           *  TELAH TERTUTUP SEGALA UPAYA HUKUM             - TELAH LEWAT TENGGANG WAKTU YG DITENTUKAN            --ATAU TIDAK MENGGUNAKAN UPAYA HUKUM YANG                                DISEDIAKAN UNDANG-UNDANG.           **   PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN               BERDASAR PASAL 130 HIR             - PUTUSAN PERDAMAIAN DISAMAKAN KEDUDUKAN                NYA DENGAN PUSAN YANG BHT           --  JADI LANGSUNG MEMPUNYAI  KEKUATAN  EKSEKU                         TORIAL DAN PUTUSAN DAMAI TIDAK BOLEH DIBAN               DING.   II.    PUTUSAN MEMUAT AMAR CONDEMNATOR ARTINYA          PUTUSAN MEMUAT PENGHUKUMAN TERHDP DEBITOR  III.    PUTUSAN TIDAK DILAKSANAKAN DEBITUR SECARA SUKARELA

99

                                                                                             

HAK TANGGUNGAN

DIATUR DIDALAM UU.NO.4 TAHUN 1996

DIUNDANGKAN PADA TGL. 9 APRIL 1996

MENGGANTIKAN KEDUDUKAN GROSSA AKTA HIPOTIK 

YANG DIATUR DIDALAM PSL 224 HIR

 

PSL 29 UU HT DENGAN TEGAS MENYATAKAN

TDK BERLAKU LAGI :

       1.  CREDITVERBAND STBLD 1908-542 JO.STBLD 1909-586

            SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN STBLD 1937-190 + 191

       2.  KETENTUAN HIPOTIK YANG DIATUR DLM BUKU II BAB

            XXI KUHPERDATA (PSL.1162-1232) SEPANJANG JAMINAN

            NYA MENGENAI HAK ATAS TANAH, SEDANG HIPOTIK  MENGENAI KAPAL DAN PESAWAT TERBANG TETAP BERLAKU.

PROSES TITEL EKSEKUTORIAL PADA HAK TANGGUNGAN

 

TAHAP PERTAMA PEMBUATAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN

* KLAUSULA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN

PERJANJIAN KREDIT ADALAH PERJANJIAN POKOK

SEDANGKAN KLAUSULA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN

ADALAH PERJANJIAN YANG BERSIFAT ACCESSOIR

 ** BENTUK PERJANJIAN DAPAT DENGAN AKTA OTENTIK

MAUPUN DENGAN AKTA DIBAWAH TANGAN.

*** PEMBUATANNYA DAPAT DIDALAM MAUPUN DILUAR

NEGERI DAN SUBJEKNYA BISA PERORANGAN ATAU

BADAN HUKUM, BOLEH BADAN HUKUM ASING TETAPI

DGN SYARAT KREDIT YG BERSANGKUTAN DIPERGUNA

KAN UNTUK PEMBANGUNAN DIWILAYAH NKRI.

            

TAHAP KEDUA PEMBUATAN AKTA PEMBERIAN

HAK TANGGUNGAN (APHT)

1. PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN DILAKUKAN  DGN  PEMBUATAN APHT,YG DIBUAT OLEH PPAT DENGAN    DEMIKIAN APHT BERFUNGSI SEBAGAI BUKTI TENTANG PEMBERIAN HT YG BERKEDUDUKAN SBGI

    PELENGKAP PERJANJIAN UTANG (DOK.ACCESOIR)

         

     

               2.  ISI DAN FORMAT (DIATUR DLM PSL 11 UUHT)

                  

                    A. YANG WAJIB DICANTUMKAN DLM APHT :

                          a. NAMA DAN IDENTITAS PEMEGANG DAN

                              PEMBERI HAK TANGGUNGAN.

                          b. DOMICILI PIHAK PIHAK.

                          c.  PENUNJUKAN SECARA JELAS UTANG YG DIJA

                               MIN.

                          d.  NILAI OBJEK TANGGUNGAN.

                          e.  URAIAN YG JELAS MENGENAI OBJEK HT (NAMA,JENIS HAK, DASAR PEROLEHAN, LUAS DAN BATAS2 DLL

                     SYARAT TERSEBUT DIATAS BERSIFAT KUMULATIF

                     SHG KELALAIAN MENYEBUT SALAH SATU DARI SYARAT TERSEBUT MENYEBABKAN APHT BATAL ATAU DPT DIBATALKAN.(PSL 11 (1) UU.HT.

                   B.  JANJI YG DPT DICANTUMKAN DLM APHT.

                   DLM PSL 11 AYAT 2  MENYEBUTKAN SEJUMLAH   KLAUSUL  YG  DPT  DI CANTUMKAN  DLM APHT

                   ANTARA  LAIN  JANJI  YG MEMBATASI KEWENANG

                   AN  PEMBERI  HAK  TANGGUNGAN  DAN  JANJI  YG MEMBERI   KEWENANGAN  PADA  PENERIMA  HAK TANGGUNGAN

                

                

TAHAP KETIGA PENDAFTARAN PEMBERIAN HAK     TANGGUNGAN ( DIATUR DLM PASAL 13  UUHT )

              

               

                            

                

                1) PENDAFTARAN  MERUPAKAN SYARAT EMPERATIF

                     WAJIB MENDAFTARKAN PADA KANTOR BPN,KRN MERUPAKAN AZAS PUBLISITAS SERA SEKALIGUS MERUPAKAN SYARAT MUTLAK UNTU LAHIR DAN MENGIKATNE HAK TGGN PADA PIHAK KETIGA.                 

             2) KEWAJIBAN PPAT SEBAGAI PEMBUAT APHT.

                 BERDASAR PSL 13 AYAT (2) PPAT YNG BERTINDAK   MEMBUAT APHT WAJIB  :              

               --MENGIRIMKAN  APHT   DAN   WARKAT   LAIN YANG       DIPERLUKAN  KEPADA  KANTOR PERTANAHAN (KP)

                    --PENGIRIMAN  SE-LAMBAT2-NYA  7  HRI  KERJA DARI    TANGGAL PENANDA TANGANAN APHT.

                    --CARA   PENGIRIMAN   BAIK   MELALUI  KURIR  PPAT MAUPUN  DENGAN  POS TERCATAT (PSL 13 AYAT (2)

                    --PPAT  YANG  LALAI   MEMENUHI   KEWAJIBAN    TSB DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRATIF.

                                        

                3)KEWAJIBAN KANTOR PENDAFTARAN TANAH, DIATUR DLM PSL PSL 13 AYAT (3)  YAITU :

                --MENDFTARKAN HAK TANGGUNGAN KEDALAM   BUKU TANAH HAK TANGGUNGAN ( BTHT)

-- MENCATAT DLM BTHT TANAH YANG JADI OBJEK HT DAN MENYALIN CATATAN TSB PADA SERT. HAK

    ATAS TANAH YANG BERSANGKUTAN.

                   TGL BTHT MENURUT PSL 13 AYAT 4 DAN 5 ADALAH:

                    * TGL HARI KE 7 SETELAH PENERIMAAN SECARA LENGKAP SURAT2 YG DIPERLUKAN BAGI PENDFT.

                   JIKA HARI KE 7 HR LIBUR MAKA HARI KERJA BERI

                    KUTNYA

                

	TAHAP KEEMPAT  PEMBUATAN SERTIFIKAT HT.     DIATUR DALAM PSL 14 UU-HT *DGN DEMIKIAN EFEKTIFNYA HT TERHITUNG DARI        TANGGAL BTHT (FILING DATE) ,         AZAS OPENBAAR DAN PERLINDUNGAN HUKUM    TERHITUNG DR TANGGAL PENERIMAAN PENDFT.

 

      

                               

        1)  YANG MENERBITKAN SERT.HT ADALAH KANTOR BPN    DENGAN   MENCANTUMKAN   IRAH-IRAH    DKBKYME

        2)   FUNGSI SERT.HT MENJADI BUKTI ADANYA HAK TGGN. DAN   SEKALIGUS   MENJADI   LANDASAN  KEKUATAN EKSEKUTORIALNYA  YANG  SAMA DENGAN PUTUSAN YANG  BERKEKUATAN  HUKUM  TETAP.

        3)   TINDAKAN   KANTOR   BPN   SELANJUTNYA    ADALAH MENGEMBALIKAN   SERTIFIKAT   TANAH   YG   BERISI CATATAN  PEMBERIAN  HT  KEPADA  PEMEGANG HAK TANAH

         4)  MEMBERIKAN SERTIFIKAT HT KEPADA KREDITUR.

 

  OBJEK HAK TANGGUNGAN

         MENURUT PSL 4 DISESUAIKAN SECARA TERBATAS DGN             PSL 16 UUPA NO.5 TAHUN 1960

 

    A.  YANG DAPAT DIJADIKAN OBJEK HAK TANGGUNGAN :

         1 )   HAKI MILIK                   3 )  HAK GUNA BANGUNAN

         2 )   HAKGUNA USAHA       4 )  HAK PAKAI YG SIFATNYA  

                                                                   DPT DIPINDAH TANGANKAN

    B.   SYARAT OBJEK HAK TANGGUNGAN.

 1 )   AZAS PUBLISITAS =Tanah objek HT telah terdaftar di KP

                                        Tanah telah bersertifikat.

 2 )  AZAS TRANSFERABILITY=Dpt dipindah  tangankan.

                                       Oleh karena itu dpt segera direalisasi                                                    pemenuhan pembayaran utang dgn                                   menjual objek HT.

     3 )   AZAS CERTAINABILITY ATAU  SPESIALITAS

     C.  DIMUNGKINKAN TANAH ADAT SBG OBJEK HT. dgn syarat:      * Dokumen  administrasinya  dari  tanah  adat  sdh lengkap   hanya  saja  proses  administrsi  konversinya  blm  selesai        dilaksanakan.      

  

     D. OBJEK HT ATAS HARTA BERSAMA (GONO GINI) HARUS

DISETUJUI BERSAMA SUAMI ISTERI.

 PSL 35 AYAT (1) UU NO.1 TH 1974 MENYATAKAN :

“ HARTA BENDA YANG DIPEROLEH SELAMA PERKAWINAN

MENJADI HARTA BERSAMA

          

 

PARATE EKSEKUSI  EX PSL 1178 KUHPDT =>      KEWENANGAN YG DIBERIKAN OLEH DEBITUR KEPADA KREDITUR UNTUK MENJUAL SENDIRI OBJEK HIPOTEK TANPA MELALUI PENGADILAN   (PROSES   LITIGASI).

 

 

AGAR HAK YANG DEMIKIAN MELEKAT PADA DIRI PEME

GANG HAK HIPOTEK/TANGGUNGAN

a. HRS DICANTUMKAN KLAUSUL EIGENMACHTIGE VERKOOP

YANG SECARA MUTLAK MEMBERI KUASA KEPADA

PEMEGANG HIPOTEK/HT UNTUK MENJUAL OBJEK HPTK/HT

b. CARA PELAKSANAN EKSEKUSI BERDASAR EMvK

PSAL 1178 jo. 1211 KUHPDT.

1)  PENJUALAN LELANG DIMUKA UMUM OLEH PEJABAT

               LELANG ATAS PERMINTAAN KREDITUR PEMEGANG HT

               DANDILAKUKAN TANPA CAMPUR TANGAN PENGADIL

               AN, PELANGGARAN ATAS ANGKA SATU INI BERAKIBAT

               EKSEKUSI BATAK DEMI HUKUM.

	SAYANGNYA PELAKSANAAN EMvK YANG DIBERIKAN PSL 1178 KUHPDT DILUMPUHKAN OLEH PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG  NO.320 K/Pdt/1980 TGL. 20 MEI 1984 YG TIDAK MEMBENARKAN  LAGI PELAKSANAAN EXECUTORIALE VERKOOP BERDASAR KLAUSULA EIGENMACHTIGE VERKOOP TANPA MELIBATKAN PENGADILAN

 

 

ALASAN PELARANGAN OLEH MAHKAMAH AGUNG : SETIAP PENJUALAN LELANG EKSEKUSI EX PS.224 HIR MESTI MELALUI CAMPUR TANGAN PENGADILAN. PENJUALAN LELANG TIDK SAH JIKA LANGSUNG DILAKUKAN BALAI LELANG,HAL INI MENGACU PADA PSL 1121 KUHPDT BHW YG DIMAKSUD JAWATAN UMUM BUKANLAH JAWATAN LELANG TETAPI PENGADILAN

ALASAN PELARANGAN MAHKAMAH AGUNG

*

PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI MENGACU PSL 224 HIR MAKSUDNYA : 1)  PENJUALAN LELANG HARUS DIMINTA KEPADA KPN      2)  PERMINTAAN BERDASAR ALASAN CEDERA JANJI/ W.P.             3)  UNTUK MENENTUKAN ADANYA CIDERA JANJI MERUJUK                 KEPADA KETENTUAN PSL 1243 KUHPDT ATAU-           4)  SESUAI DENGAN KESEPAKATAN YANG DIATUR DALAM               PERJANJIAN KREDIT.

PSL 6 UU NO.4 TAHUN 1996 MENGAKTUALKAN SISTEM

PARATE EKSEKUSI DAN EIGENMACHTIGE VERKOOP

YANG DIGARISKAN PSL 1178 KUHPDT.

SALAH SATU CIRI DARI HT YANG KUAT ADALAH KRN

MUDAH DAN PASTI PELAKSANAAN EKSEKUSINYA.

KARENA ITU HT DLM UU INI MENGATUR LEMBAGA “PAREK”

SEBAGAIMANA DIMKSUD PSL 224 HIR/256 RBG.

UNTUK ITU DIBUBUHKAN IRAH2 DKBKYME SBG

LANDASAN KEKUATAN EKSEKUTORIAL NYA YANG SAMA

KUATNYA DENGAN PUTUSAN HAKIM YANG BHT.

      

PERALIHAN HAK TANGGUNGAN MENURUT PSL 16 UUHT,PERALIHAN H.TGGN TERJADI KARENA CESSIE, SUBROGASI,PEWARISAN ATAU SEBAB2 LAIN AKIBAT BERALIHNYA  PERIKATAN POKOK. SELAIN ITU PSL.1413 KUHPDT MENYEBUT PULA PERALIHAN PIUTANG JUGA DAPAT TERJADI KARENA NOVASI .

 

		BEBERAPA MASALAH DLM PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TGGN. 1.  DALAM PRAKTEK SERING TERJADI KARENA ADANYA PERLAWAN BAIK DARI PIHAK KETIGA MAUPUN OLEH TERMOHON ESEKUSI. 2.  PARATE EKSEKUSI DAN KLAUSULA EIGEN MACHTIGE VERKOOP (EMVK) ADALAH KATA MATI DLM PERUNDANG-UNDANGAN.
	AD.1   SECARA UMUM  PELAKSANAAN EKSEKUSI TIDAK DAPAT DIHALA             NGI OLEH HAL APAPUN KECUALI ADA SESUATU YANG SECARA KHUSUS DAN EKSEPSIONAL SERTA KASUISTIS MEMERLUKAN TINDAKAN PENANGGUHAN EKSEKUSI TERSEBUT. DALAM HAL EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN ,SECARA KASUISTIS  JUGA MEMERLUKAN KEBIJAKAN DARI KETUA PENGADILAN HEGERI APABILA ADA HAL-HAL SEPERTI ITU. TETAPI PADA PRINSIPNYA              HAKI TANGGUNGAN DENGAN SIFATNYA YANG ISTIMEWA DAN DI PERLINDUNGI UNDANG-UNDANG HRS MENDAPAT PRIORITAS DIDALAM PELAKSANAAN EKSEKUSI. AD.2.   PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG SEYOGIANYA TIDAK BOLEH MENYAMPINGKAN  KEBERLAKUAN PSL  1178 KUHPdt KARENA KLAUSULE EMVK DIKEHENDAKI SENDIRI OLEH DEBITUR DAN KRN ITU PADANYA BERLAKU PSL 1338 KIHPdt. SEPANJANG TIDAK ADA KOMPLEIN/PERLAWANAN DARI DEBITUR MAKA SEBAIKNYA  KREDITUR TETAP DIBERI HAK DAN KELUASAN UNTUK MENJUAL SENDIRI OBJEK HT MELALUI KANTOR LELANG UMUM.             KARENA  PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG TIDAK DALAM KAPASI-  TAS MELAKUKAN JUDISIAL REVIEW TERHADAP PASAL 1179 KUHPdt, MAKA IA TIDAK DAPAT MENGHILANGKAN KEBERLAKUAN              PARATE EKSEKUSI ATAU EIGEN MAHTIGE VERKOOP TERSEBUT.